Ada kalanya dalam sebuah lingkungan kita dihadapkan pada kenyataan bahwa tidak semua orang yang berinteraksi dengan kita sesuai dengan apa yang kita harapkan. Misal saja di lingkungan sekolah, lingkungan kuliah, kantor dan lebih nyata lagi di lingkungan rumah kita. Banyak orang-orang yang kehadirannya justru membuat suasana hati kita jelek. Pada saat masa sekolah jujur gue pernah merasakan hal itu, pada waktu itu gue merasa agak kurang sreg terhadap perilaku anak sekolah yang notabene satu kelas maupun beda kelas yang terlalu show dalam beberapa hal. Ada yang show dengan kepremanannya (mungkin di dlm otak mereka -- yeah.. we're rock- yang gak rock kelaut aja dh luuuhh), ada yang show dengan kesexyannya meskipun gue gk peduli2 amat sih sm tipe ce model gini, cuman ya gue kasian aja, toh setau gak ada co yg seusia anak sma bisa crash sm ce yg over opened. Yeah... Jika ada yg dktin juga maybe he want to try earlier.. Hahaha.. Dan ada juga yang show dengan kepintarannya, merasa sangat disayangkan kalau kepintarannya unexposed, well.. i know a lot of this kind at my class. Dan yang terakhir ada juga yang show lewat kesibukannya mengatur dan memposisikan dirinnya seolah penting. Hahahaha.. Gue sungguh kasihan sama tipe orang kayak gini. Tapi gpp.. ada yang rela bercapek2 ria demi sebuah anggapan dia penting... Hahaha..
Kalau semasa kuliah, gue mungkin agak kurang merasakan hal itu. Karena kemajemukan di dalam kampus gue agak berkurang, secara (bahasa abege bgt deh.. :D) kampus gue hanya ada satu jurusan di dalam satu fakultas dan itupun cuman terdiri dari 100 orang. Yang bahkan tidak sempat semuanya selama 4 tahun itu gue kenalin satu sama lain, even terlibat dalam satu kepentingan. Jadi persahabatan di dalam kampus gue, tidak terlalu banyak tapi lumayan mendalam dibandingkan dengan teman2 sma. Dan karena mungkin banyak faktor penahan supaya tetap stay cool karena jargon-jargon pas Mabim dan MK yang masih terbenam di kepala anak-anak kampus gue. Ya jujur sih gue gak pernah terlibat suatu masalah serius sama teman-teman kampus gue. Kalau masalah pribadi antara pria dan wanita sih off the record ya bos.. :D
Lalu gue masuk ke dunia kerja, dimana tantangan dan cobaan yang gue hadapi lebih berat dari sebelumnya. Gue pernah mengalami hal yang kurang mengenakan tapi masih gue tahan supaya tidak menjadi konflik horizontal. Seperti yang gue pernah bilang dalam tulisan gue sebelumnya, kesabaran gue sebenernya sangat gue ikhlas kan tuk orang-orang yang mungkin blm terlalu mengerti gue. Jadi kalau ada orang yang underestimate, menghina, menzolimi dll gue agak menahan diri untuk tidak terlibat dalam perang barbar, karena gue anggap dia tidak tahu. Tapi kadang batas kesabaran gue juga mencapai puncaknya tuk orang-orang yang udah mengenal siapa gue dan masih tetap mendiskreditkan gue dan mengedepankan faktor like or dislike. Gue kadang berpikir cara terbaik untuk bisa ngehandle masalah itu adalah dengan cara menyesuaikan diri dengan orang yang gue hadapin. -- to be continued to part 2 --
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment